"Ada apa sebenarnya?..
Tolong katakan, Pak Sekdes, apa yang sebenarnya sedang terjadi?
Jangan-jangan Nyawang itu orangnya jahat? Apa itu nama sebuah kampung di pinggiran desa kita, maklum saya nggak hafal semua tempat, desa kita kan luas sekali, dengan siapa beliau pergi? Apa ada rencana beliau yang lain pada hari ini Pak Sek., selain itu?"
"Wah..! Sampean kok sudah menhujani dengan barisan pertanyaan yang bikin orang bingung toh?" Pak Sekdes menghela nafas lalu menanggapi juga,"Saya sendiri belum sempat ngobrol pagi ini, hanya kemarin obrolan dengan kades sebelah, mungkin saja beliau mau memastikan informasi, kalo-kalo bisa masuk pegawai negeri, itu aja yang saya inget."...
"Oh jadi ada informasi tentang penerimaan pegawai di Nyawang, dengan kata lain beliau ingin diakui negara ya Pak Sek., apa beliaunya udah nggak kelewat uzur ya... Beliau itu ya Pak, jangan- jangan baru diangkat terus pensiun? Sambil mengangguk-angguk, juga melangkah mengitari ruangan menikmati kabar baru dan suasana obrolan.
Pak sekdess mengamati tingkah tamu anehnya sambil merasakan kebingungan menghadapi tamu satu ini, juga tentunya sambil menggaruk-garuk kepalanya menjawab dengan berusaha lebih tenang,"Beliau mah sudah diakui negara Pak...., tiap kali tanda tangan beliaulah yang diakui ngurus segala macam sampai tuntas hampir semua pembangunan desa kita, dan juga Beliau apa adanya dan gak pernah neko-neko, Sampean aja yang bergaya detektif ketinggalan..."
Keduanya sontak tertawa terbahak- bahak tanpa bisa dituliskan suaranya karena pastilah rumit menuliskan suara macam begitu, bahkan ada yang sempat ambil kulit cabe hijau di gigi, terus ketawa lagi... sedikit protes pak sekdes juga sempat menyela tawa mereka dengan setengah berbisik pak sekdes juga meminta agar jangan memanggilnya dengan jabatan apalagi pake disingkat, bikin risi kuping... lalu ketawa mereka berlanjut lebih panjang lagi.😌🤑😪
Tidak ada komentar:
Posting Komentar