KIRANYA Terapung



Tersenyum engkau telah dibuat 

Kendatipun tanpa simpul 

Sesaat mengerti buku hariannya 

Terbahak engkau telah dibikin 

Meskipun tanpa jenakanya pantun 

Tanpa menampik ketulusannya 

Menuang buku harian kesayangan 

Mengisah betapa dikenangnya sapamu 

Tertegun matamu pada....

Bagian terindah baginya 

Saat-saat..... ia mendamba ukiran...

Menjauhkan akan rindunya masa lalu 

Lepas bayangan yang menghalang masa depan

Menikmati bersanding dengan nyatanya hadirmu...

Memandang biduk - biduk merapat 

Hembusan angin ditepi danau menyibak rambutmu... hingga wajah ceriamu dijadikan bagian lukisan halamannya....

Tersimpan setiap ujaran juga tanyamu dalam setiap goresan yang dibuatnya dengan penuh perasaan... akan berartinya kenangan itu 

Bahkan ketika kepulan -kepulan asap saat engkau mengipas api pemanggang ikan mas yang hampir masak pun menjadi ceritanya...

Senyummu semakin lebar 

Membaca ada disana pertengkaran kecil 

Jika bukan perdebatan sebutlah adu mulut 

Untuk menentukan dimasak apa.... hingga 

Engkau yang kekenyangan...

Lalu menertawakan diri sindiri 

Telah semakin lengkap dituang 

Dalam goresan -goresannya yang sangat 

...memaknaimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar