makatak
meniti seni menyambung huruf demi cinta, kalau percaya, kalau nggak percaya, silahkan baca sendiri... jangan ada yang ditinggal
Language and Art of Mind: Flashrepro
Pak Kades Tindak Nyawang
Bisaku dan Bisamu Pernah Bertemu
Kawat memang dirancang dan dibuat
Dipilih dari bahan terpilih hingga terbaik minimal yang cukup kuat
Ada jenis yang terbebas dari karat
Rancang akan daya tahannya menjadi pertimbangan melekat
Namun ternyata itu materi tidak semua untuk mengikat
Ia seperti datangmu yang mengalirkan sumber dari tempat yang tinggi hingga mencapai samudra
Mengiringi alur memanjang itu tiada perlu menyatukan semua langkah dengan menceburkan diri sepanjang waktu ...
Kantung - kantung perhentian kini tiada perlu dicari -cari, lebih baik saran milikmu untuk menghibur diri....😁
Muasal Direka
Sebelum kemeriahan dibuka
Keramaian ada disana
Kalau pun dia membuka
Dia bukan membuka kemeriahan itu
Ia telah memuntungkan rokok putih kegemarannya
Sebelum menginjakkan kaki di sana
Ketika semua tahu bahwa acara sudah dibuka bertambahlah keramaian itu
Suasana yang tidak begitu disukainya, tidak heran ia tidak berlama-lama berada disana
Kemana setelahnya, kata orang tiada ragu ketempat asalnya, tempat yang menyamankannya
Orang berkata demikian tidak sekonyong-konyong atau tanpa alasan atau mengatakan sangat mengenalnya, hingga menggelindingnya tujuannya usai itu sudah pasti tidak seutuhnya oleh gravitasi....
Berlalunya Kenyataan
Kemarin menjadi tanda yang tepat
Kemarin itu hanya sebuah cerita
Juga kemarinlah yang disebutkanya sendiri
Genap usia miliknya
Sudah mendahului sebuah nama
Nama yang menjadi kebanggaan
Dua puluh enam tahun berlalu
Dibawanya seolah ia mendekati terbitnya terang pagi ....
Perindukan imaginer mengasup kewaskitaan kedalaman dirinya akan kemana sebuah kisah memadai serapah dengan senyuman semudah dan seringan dirinya melahap hidangan berkuah.
😆
Kisah akan usahanya yang untuk memejamkan mata saja masih terusik dengan segala upaya senggol dan silih telisik tiada kurang bertubi mengusik..
Namun tiada lebih
Baginya semua masih dapat dijangkau dengan semudah dirinya mengumbarkan canda dan senyuman... seolah telah tahu kemana semua kata itu akan menuju... tanpa sedikit paparan ungkit ini seperti masa lalu
Ia bahkan tersipu
Mengenalinya seperti lagu
Juga bocah yang sangat lugu
☺
Tanpa ia bicara
Matanya sudah mampu mengatakan
Tiada perlu lagi padanya
Membuang-buang tenaga
Dengan bersilat lidah
Untuk menjelaskan realita
Dengan demikian ia akan
Akan meninggalkanmu
Jauh dan semakin jauh hingga ....
Hanya menonjolkan kisah masa lalu ...
Dan realita tetap akan jadi milik *
..nya.
*)Seakan Sudah Jadi dan Lunier
Meskipun
Walaupun
Masih sama juga
Dengan kendati
Maksudnya linier
Dibiarkannya 'engkau' berada
♡Menggantikan 'diri ini'
Mengapa harus demikian..?
$ebenarnya tidak demikian
Karenanya tidak perlu ada kata harus
Kenyataan lain diluar sebuah rumus , dalam mengubah kecepatan
Ia adalah kesabaran dimana temuan itu milik orang biasa seperti diri ini yang mencoba menyadari...
Setidaknya masih tersisa kesadaran bahwa sannya bukan satu -satunya tempat bertanya atau terkuatnya sandaran...
Sekedar menimbang dan membagikan pendapat tiada sulit bagi yang rela mendekat dan terbuka....untuk mencoba memahami .
S3ktor dan alokasi itu harus mengerti arus bila tidak ingin dinamai ambisi...
Arua yang berlebihan sering disepadankan dengan kepongahan seolah angannya sendiri yang melayang tiada dapat dimengerti yang jauh...
Pena usang itu pernah mengaitkan pertanda akan keadaan serupa dalam pandangannya yang tinggi melompati jamannya walau tanpa sayap,
Catatan-catatan kecilnya tidak jarang hanya dianggap sampah tanpa judul tidak sepantas pemilik sampul yang disebut cover tebal dan berkilau bila terkena cahaya semakin mantul...
Ini bukan sang pengendali kepadatan penduduk yang tidak bisa duduk dalam hunian berlahan rawa dan hambut yang tiada lagi disebut setelah semua pemandangan hanya menjadi rumput, luasnya sudah tidak ditengok lagi oleh anggapan hingga supremasi para p3nganut...
Merasa sudah begitu tepat ?
@$@l hanya sesaat
Mungkin bicaranya telat
Alasan jelas, bagaimana manfaat
Adakah dibaliknya kata sepakat
Meskipun itu bukan landasan kuat
Lirikan baiat seperti kecepatan indeks harga, ingin tanya hanya dianggap belagu...
Dibiarkan bergulir seolah salah kelola, padahal warna lampu diujung tanda, hanya ingin bicara sedikit tiada lan dari maksudnya thank you.
@bukankolektorarangjadi2an.
Mengarangkan Cinta
Sudah terlanjur terlewati
Perkara dinama tidak selayak bubur
Tanah tergali begitu dalam namun mengapa urung menggembur
Tiada perlu kudipandang dalam kemegahan istana tempatmu berada sebagai yang termasyur
Telah terbawa seluruh bau yang tersungkur kedalam bara yang hidup itu...
Tiada lagi utuhnya bentuk tubuh miliknya sebagaimana lukisan dibentuk sepasang tangan pengisah
Konon hidupnya bara itulah yang mengubah semua itu beriring nyala tanpa muai gemerincing menduduki harga pemekaran sebelum hari ini semakin menggelap
Kupandang dari sudut kursi kereta seusai kelegaman itu mencerah ingin menuju memutih diujung perapian bersama pengeja pemantra tutur dari leluhur yang mendekatkan diri dalam baur
Kutuang detak maumu dalam barunya bentuk yang lama dengan setiap perahan pikir dan keringat teramu...
Sadar akan besarnya tekat hatimu yang selalu menjauhkan kata mundur bahkan semakin lantang meneriakkan seruan' gempur'! agar semua penghalang lalu melebur dalam tanah tempat kita berpijak
Semua serpihan kata ini tiada mula dan tiada asal atau bermata angin bebas menebar dengan kecepatan miliknya tanpa lagi terukur disetiap ruang imagimu sendiri ...
Bila terlalu sulit membayangkan biarlah ia pergi bersama debu-debu di setiap jalan yang engkau lalui tanpa kata pamit apalagi lambaian tangan yang tiada mungkin akan tampak oleh penerima kemustahilan..
Untuk Hal Tertentu Saja
Mengapa harus begitu
Memilih cara mengangguk-angguk
Tanda kamu setujukah,
Tanda kamu kagumkah,
Tidak tahu, atau mengimuti saja bagaimana burung hantu dalam hal lagu....
Kalau mereka berbondong-bondong datang ke tempatmu untuk tujuan mereka, apa yang terlintas dalam pikiranmu?
Tidak seMua orang mahami akan isi kepala mereka yang datang kepadamu, mungkin mereka mengagumi, mendambakan sebagai bagiannya atau orang sepertinya bisa jadi juga mereka membenci, walaupun tidak memusuhi.
Mereka ada yang berusaha keras untuk berperilaku dan berpikir seperti sebagian mereka yang datang namun mereka sama sekali orang yang berbeda, tidak jauh beda dengan kamu,...
Tentu tidak dalam semua hal....
Halaman berapa terserah, begitu kalau ditanya, karena bagi mereka yang penting bisa bermain, panggung yang kamu sediakan itu jauh beda dengan keadaan mereka kalau sedang bermain beneran....
KLIKU Belajar : "Mengada-ada"
Suara menggema, lantang dan penuh wibawa, membelah kerumunan rakyat yang berkumpul di alun-alun kerajaan.
Sang Penguasa, berdiri tegak di atas singgasananya, tatapannya tajam menyelidiki wajah-wajah penuh kekhawatiran di hadapannya. Suaranya bagaikan guntur, menggetarkan jiwa-jiwa yang mendengarkan.
"Rakyatku!" seru Sang Penguasa. "Bayang-bayang perang telah menyelimuti negeri kita. Musuh bebuyutan, kejam dan haus darah, telah menginjakkan kaki di tanah suci ini. Mereka ingin merenggut kedaulatan kita, menindas rakyat, dan menghancurkan warisan leluhur."
Kerumunan bergemuruh. Desahan cemas dan teriakan kemarahan bercampur aduk. Ketakutan menyelimuti hati mereka, membayangkan kengerian peperangan yang akan segera melanda.
Sang Penguasa mengangkat tangannya, menenangkan rakyatnya. "Jangan gentar!" tegasnya. "Kita adalah bangsa yang berani, keturunan para pahlawan yang gagah perkasa. Kita tidak akan tunduk pada penjajah! Kita akan melawan dengan segenap kekuatan yang kita miliki!"
Suara Sang Penguasa menggema dengan penuh semangat. "Aku, Raja kalian, memerintahkan kalian semua untuk bersiap sedia. Latihlah diri kalian, asahlah keahlian kalian, dan persiapkanlah diri untuk berperang. Kita akan mempertahankan tanah air kita, melindungi keluarga kita, dan menjaga harga diri bangsa kita!"
Rakyat bersorak sorai, tekad membara di mata mereka. "Hidup Raja!" teriak mereka. "Hidup Bangsa!"
Sang Penguasa melanjutkan pidatonya. "Aku tahu, perang ini akan berat. Akan ada korban jiwa, air mata, dan penderitaan. Tapi aku yakin, dengan tekad yang bulat dan persatuan yang kuat, kita pasti akan keluar sebagai pemenang."
"Ingatlah!" seru Sang Penguasa. "Wilayah pertempuran ini telah memasuki duniaku. Jangan beranjak, menghambat lakuku. Lanjutkan ritme ultimatum tersebut!"
Kata-katanya menggema di benak rakyat, membakar semangat mereka. Mereka siap untuk berperang, siap untuk mengorbankan segalanya demi mempertahankan tanah air mereka.
Suara Sang Penguasa menggema di angkasa, mengantarkan rakyatnya menuju medan pertempuran. Sebuah babak baru dalam sejarah kerajaan telah dimulai, sebuah babak perjuangan yang akan menentukan nasib bangsa.
``
gelanggang
arena
lapangan pertempuran
ruang pertempuran
sasaran pertempuran
tempat pertempuran
Macam Cara Bayar
Kisah akan dirinya
Itu kenyataan
Dijadikan untuknya
Juga teman lainnya
Menertawakan dulu
Hingga orang banyak
Pun dibikinnya demikian
Jadi bisa dan ikut tertawa
Sehingga nampak sekali
Akan kebutuhan itu nyata
Yakni satu kebutuhan mereka
Untuk betul betul bisa tertawa
Itu telah dibuktikannya
Bukan semata jadi selingan
Maka membayarpun bagi mereka
Sudah jadi kewajaran...
Jangan pedulikan
Bila mereka dianggap
Sudah sulit untuk tertawa
Karena membayar untul itu semua
Sudah bukan kesulitannya...
Berbahagialah kamu juga semua teman yang masih tetap bisa tertawa tanpa harus membayar...😁😅😍🤗🙄👧
Level Bukan Batas Tingkatan
...himpunan haru semesta menitikkan embun pada hijau lebat pantara yang dipuja dan didamba tetap menjadi tempat peluhnya menetes pada setiap langkah tanpa membeli kembali miliknya dari setiap genggaman siapa pun yang belum pantas menerima setiap arti dirinya yang sering jauh untuk mampu utuh dikenalinya....
Sudah Pergi dan Sampai
Yang kelihatan
Memilih Cara
Mulai sejak awal
Telah dikatakan
Padamu...
Juga pada mereka
Bahwasannya bukan kamu
Apalagi aku yang memilih cara
Ia sendirilah yang melakukannya
Ia yang akan memilih dengan caranya
Bila saja kau tahu dan telah menerima akan cara itu
Kedatangannya meskipun sudah jamak menjadi gunjingan dan bahan cerita di setiap sudut negeri tidak semua senyatanya mengatakan akan hal itu sebagai sebuah kenyataan....
Penggambaran akan adanya kengerian yang bikin merinding atau berdirinya bulu kuduk seolah -olah menggambarkan betapa buruknya hal yang dilihat atau yang dicari -cari di sana;
Mudahnya ketika kita bicara tentang kopi, gambaran warna hitam dan gelap ditambah dengan kecapan rasa pahit, numun kenyataannya orang dapat menikmati kopi atau meminum dengan warna lain selain hitam. Ada yang menyukai minum dengan warna putih, warna kuning, keemasan bahkan dengan penambahan aneka kreasi dekoratif dan rasa yang sangat beragam.
Disadari atau tidak telah banyak barista dan tangan - tangan kreatif dari segala penjuru telah bersinergi menggapai itu, dari kebun-kebun tempat tumbuhnya hingga ke tempat-tempat yang tinggi dan megah menggapai bibir dan mulut para penyukanya...
Jadi jika kembali lagi
Mengatakan tentang bagaimana ia datang tidaklah akan semudah bagai membalikkan telapak tangan kita dan seketika mengerti bedanya.